Senin, 06 Juni 2016

Kereta Api Tua dari antologi Rumahku di Tepi Rel Kereta Api karya Rg Bagus Warsono



            Rg Bagus Warsono
Kereta Api Tua

Kereta api tua berjalan perlahan  
Meniti rel  panjang melingkar desa
Membelah pesawahan
Menembus hutan
Menyusuri lereng gunung
Menyebrang sungai
Hingga ke kota tujuan
Kereta api tua setia
Mengantar rakyat sampai tujuan.
Kereta api tua melengking peluit panjang
Suaranya nyaring mengagetkan gembala di padang
Gemuruh gemerincing besi beradu
menggetarkan
Kau masih keras besi baja
Bilakah kereta api tua lelah
Karena perjalanan panjangmu
Semoga tetap sehat selalu
Agar kami slalu bersamamu
Sepanjang usiamu.

Stasiun Jatibarang, 15-01-2006


Senin, 22 Juli 2013

Cintaku jauh di pulau, karya Chairil Anwar

CINTAKU JAUH DI PULAU
Chairil Anwar

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946

PEPOHONAN karya Kuntowijoyo

PEPOHONAN
Kuntowijoyo

Sebagai layaknya pepohonan
menampung kenangan
dunia yang tergantung di awan
sudah sampai di simpang

Ada kubu terbungkus daunan
mengeluh pelan
memanjakan impian
Ayolah kubur dukamu di rumputan
senja sudah mendekat
malam berjalan merayap
engkau tentu mengharap bulan

Dalam pepohonan
yang berbuah rindu
aku mendengar
sesuatu yang tak kutahu
Namun aku suka padamu.


sajak sajak 1974 ISYARAT

Becak disekitar kita,Karya : Rg Bagus Warsono

Becak disekitar kita,                                           Karya : Rg Bagus Warsono

Becak berjajar menunggu penumpang, 
harap rezeki di hari ini, 
becak cemas hampa, 
dapur istri hanya air mendidih tanpa beras.

 Becak melayang, penumpang senang, 
keringat bercampur bayang sesuap nasi.

 Becak melaju kencang tanpa penumpang,
 gemerincing perut lapar , 
hanya sekilogram beras.

Becak menanti ,
 berrebut,
 dan kadang semrawut,
 becak digalang truk ,
 dibuang laut. 

Duhai teman bukankah sama dengan kita makan untuk hidup ,\
betapa susahnya mendapatkan makan. 

Beri kesempatan rezeki,
 teman.

1946: LARUT MALAM SUARA SEBUAH TRUK karya Taufiq Ismail

1946: LARUT MALAM SUARA SEBUAH TRUK


Sebuah truk laskar menderu
Masuk kota Salatiga
Mereka menyanyikan lagu
‘Sudah Bebas Negeri Kita’

Di jalan Tuntang seorang anak kecil
Empat tahun, terjaga:
‘Ibu, akan pulangkah bapa,
Dan membawakan pestol buat saya?’


1963

Ciliwung karya Ws Rendra


Ciliwung
Ws Rendra

Ciliwung kurengkuh dalam nyanyi
kerna punya coklat kali Solo.
Mama yang bermukim dalam cinta
dan berulang kusebut dalam sajak
wajahnya tipis terapung
daun jati yang tembaga.
Hanyutlah mantra-mantra dari dukun
hati menemu segala yang hilang.

Keharuan adalah tonggak setiap ujung
dan air tertumpah dari mata-mata di langit.
Kali coklat menggeliat dan menggeliat.
Wajahnya penuh lingkaran-lingkaran bunda!

Katakanlah dari hulu mana
mengalir wajah-wajah gadis
rumah tua di tanah ibu
ketapang yang kembang, kembang jambu berbulu
dan bibir kekasih yang kukunyah dulu.

Katakanlah, Paman Doblang, katakanlah
dari hulu mana mereka datang:
manisnya madu, manisnya kenang.
Dan pada hati punya biru bunga telang
pulanglah segala yang hilang.